Minggu, 29 Agustus 2010

Touring Bromo

Senin, 17 Mei 2010. Sesuai dengan rencana dengan beberapa teman akan melakukan perjalanan ke Bromo. Meskipun pada awalnya ada 20an anak yang mau ikut namun pada akhirnya cuma ada 9 yang bener - bener ikutan. namun ketika mau berangkat menuju rumah alam ada tambahan 1 personil yaitu Hafid. Dia berangkat hanya bermodal motor, 1 jaket, dan sandalan. benar benar tampil beda :D. Perjalanan pun dimulai, start dari sekolah jam 9.30 menuju rumah Alam. Aku mampir pulang sebentar meninggalkan sepeda motorku. Karena nggak jadi aku bawa. Stok sepeda motor sisa. Setelah tim yang beranggotakan 10 orang berkumpul dirumah Alam. lalu kita mbahas pasangan tiap motor. Karena cuma bawa 5 motor. sehingga tiap motor 2 orang.

10 Orang tersebut adalah Aku sendiri, Alam, Hari, Hafid, Ony, Sugik, Ria, Miranti, Luluk, Syifaul. Setelah Semua standby dan sedikit rembugan tercapailah sebuah pasangan untuk masing masing motor. Aku bareng Alam, Ria bareng Hari, Miranti bareng sugik, Luluk bareng ony dan Syifa bareng Hafid. Berangkatlah kesepuluh orang tersebut menuju Bromo. Meskipun belum ada yang tahu jalan kesana. Di awal perjalanan kita sempatkan ke Pom Bensin yang terletak di bilangan jalan AYani. Setelah itu puter balik di daerah taman pelangi. Sepinya Pinggiran Surabaya saat itu mempelancar perjalanan kami. Menuju pintu keluar Surabaya



Part I
Meninggalkan Surabaya

Kami lewati di bundaran waru dan tak kusangka menemukan gerombolan para wanita cantik namun jadi jadian. ntah itu yang namanya waria atau bencong. Membuat ngeri aja. Karena jumlahnya yang lumayan banyak. Tepat di depan terminal Purabaya (lebih terkenal dengan sebutan bungurasih) ban belakang sepeda yang aku tumpangi bocor. Untung pada saat itu ada tukang tambal ban di bawah jembatan penyebrangan. Sehingga kami (aku dan alam red.) nggak perlu mendorong sepeda. sedangkan teman - teman yang lain yang sudah terlanjur jalan dibiarkan jalan dan mereka menunggu di daerah gedangan (kalau ngga salah). Ketika si tukang tambal ban asik dalam mimpinya (ntah mimpi apa) Alam membangunkannya dan memintanya untuk menambal ban yang bocor. Namun tanpa disangka - sangkat ternyata bannya nggak cuma bocor melainkan sobek. Terpaksalah ganti ban. Teman - teman yang masih tetap menunggu di depan Koperasi Rejeki Datang di daerah gedangan.

Kurang lebih pukul 11.00 pm kami melanjutkan perjalanan yang sempat ter pause. Dalam perjalanan kami susun formasi agar keliatan tetep berkelompok. Menghindari hal - hal yang tak diinginkan selama perjalanan yang sepi. dengan urutan Ony paling depan (katanya kan yamaha yang terdepan. ony pedahe yamaha :D). disusul dengan Sugik, Hafid, Hari dan aku yang paling belakang (alasannya karena 2 orang lelaki semua) :D. Di daerah sekitar pandaan kami berhenti di sebuah mushola. Niatnya mau buang air kecil. Dalam kamar mandinya masih ada orang yang mandi di tengah malam gitu. setelah itu kami lanjutkan perjalanan kami menuju Bromo. Kata orang setelah kebun raya purwosari kami disuruh belok ke kiri. Belum sampai kebun raya purwosari ada kejadian heboh lagi. Ada truk yang kejeglong dan ditarik oleh 2 truk besar besar. Liatnya bener bener asik. Karena salah satu truk penariknya sampai melompat - lompat bagian ban belakangnya :o. Dan gak butuh waktu yang lama untuk menarik truk yang kejeglong :D.

Dan perjalanan pun dilanjutkan. Ketika telah melewati Kebun Raya Purwodadi sempat kebablasen. Trus balik dan belok ke arah bromo. Perjalanan semakin mencekam. Jalanan sepi dan gelap. Kami membuat sebuah formasi untuk saling melindungi dari hal - hal yang tidak di inginikan. Perjalanan yang menanjak dan gelap gulita. Benar benar lewat gunung (jadi teringat jalan di pacitan). Banyak sekali tikungan yang tajam. Setelah agak lama naik dan akhirnya udara mulai dingin. Entah sudah berapa lama kami naik terus dan pada akhirnya si Ony berhenti untuk membeli bensin. Sekalian istirahat. Pada saat itu jam menunjukkan pukul 12.45. Sambil menunggu ony yang sedang ngisi bensin (gak tau lama banget padahal sugik sudah selesai isi bensinnya).

Part II
Naik Naik ke Puncak Gunung.
Setelah 2 sepeda motor diisi bensinnya (sugik ma ony) perjalanan dilanjutkan kembali. Kini udara sudah mulai terasa dingin. Pemukiman penduduk telah jarang. Ketiga melewati tugu bambu runcing kami belok kiri dan lurus terus. Setelah beberapa saat kami telah benar - benar sampai di lembah gunung yang berbentuk hutan. Tidak ada lagi penerangan, pemukiman penduduk dan sebagian jalan rusak. Jalanan yang tadinya begitu mengasyikkan kini berubah menjadi jalanan yang menanjak, gelap, dingin dan sepi. Hingga pada sebuah tikungan yang tajam dan menanjak si Ony motornya nggak kuat (kurang ancang ancang). Untung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Dan kami masih bisa melanjutkan perjalanan.

Tak terasa kami sudah lama naik menuju puncak. Dan setelah itu aku jadi bingung. jalanan yang tadinya naik terus kok jadi turun terus? Apakah sedang nyasar ? Namun kami lanjutkan terus perjalanan hingga sebuah dusun yang berada di tikungan dan ada portal masuknya. Setelah itu kami semua istirahat di portal menunggu ony yang masuk ke dusun untuk bertanya kepada orang dusun tersebut. Dalam penantian si ony kembali kami kecewa karena kemungkinan untuk lihat sunrise jadi hilang (padahal belum tau lokasinya. katanya naiknya skitar 1 jam an). Karena sudah pukul 2 dini hari dan setelah ony bertanya ternyata benar jalanan emang turun lalu ntar naik lagi. setelah itu semua masuk ke dusun tersebut untuk mencari bensin. Setelah lama di jedori pintu tak kunjung terbuka. Anak - anak langsung ngalah dan ngajak pergi. Si Ony masih ngeyel ae njedori pintu orang tersebut. Aneh sekali, didaerah situ nggak ada sinyal untuk beberapa provider namun kok ada counter pulsa ya ??. Gak tau ah dan akhirnya kami lanjutkan perjalnan kembali ke bawah. Setelah sampai di desa Tosari kami tanya orang dan katanya ada pertigaan kami harus turun lagi. Ada sebuah pertigaan yang tajam mau turun masih ragu dan akhirnya tanya orang yang ada di warung depan. Katanya portal naik ke gunung baru buka jam 3.





pose maling



Terpaksa kami menunggu disekitar warung tersebut sambil makan perbekalan. Sambil berfoto - foto yang laporan perjalanan ke bromo. Banyak pose kocak dalam penantian jam 3 tersebut. Diantaranya aku memakai tutup wajah layaknya teroris dan membawa tas. Selain itu bersembunyi di balik mobil pick up. Pas benar benar nampak seperti maling --". lalu dalam keadaan seperti itu aku difoto sama ony. dalam beberapa posisi. Liat sendiri di album foto si Ony kalau ingin tahu semua potonya.

Keadaan di Tosari lumayan dinginlah. Ada beberapa anak yang ngopi dulu. Setelah jam 2.45 kami mau berangkat, namun anehnya para orang disitu kok rasanya ingin sekali menunda keberangkatan kami dengan berbagai alasan. Hal ini berlanjut hingga 3 kali dan pada kali ke tiga kami tetap nekat berangkat. Karena sudah ada hartop yang turun ke bawah.

Setelah turun dan akhirnya kami sampai di Wonokitri. Disitu ada toilet umum. Untuk toilet disana bayarnya 2rb. Mahal banget. 2 kali dari toilet yang disini. Disana banyak yang jualan sarung tangan dan kupluk. Untuk sarung tangan harganya 5rb dan kupluk 10rb. Karena aku sudah PD nggak perlu beli deh :D. Air disana dingin banget seperti air es. Di Wonokitri merupakan basecamp dari hartop. untuk naik ke bromo selain jenis mobil hartop dan jip tidak diperbolehkan. dan harus parkir disitu lalu menyewa hartop.

Disitu kami menemukan penjual bensin. Dan bensinnya cukup mahal untuk 1 liter bensing 6rb rupiah. Itupun nggak genap 1 liter. Mau gimana lagi lha wong nggak ada lagi yang jualan bensin di daerah situ. Daripada ndorong sepeda di tengah - tengah udara dingin yang mencekam. Disitu kami beristirahat lagi untuk beberapa saat sebelum naik keatas. Kurang lebih jam 4 kami bersepuluh melanjutkan perjalanan untuk naik kepuncak bromo. Mulai dari sini kami jadi semangat karena masih bisa melihat indahnya sunrise di puncak bromo.

Dalam perjalanan kali ini kami bersama dengan 2 Hartop yang isinya bule semua. Perjalanan kali ini lebih susah dari perjalanan sebelumnya. Dikarenakan suasana yang lebih dingin dan jalan yang cukup sempit karena di depan kami ada sebuah hartop yang pelan jalannya sehingga susah untuk mendahuluinya. Selain itu kami juga takut jika sepeda motor dari kami nggak kuat untuk naik lagi. Dikarenakan kurang ancang - ancang untuk naik. Giamana mau ancang - ancang lha wong depan sama belakang ada hartop --". bener bener serem deh.

Ditengah perjalanan ada sebuah motor GL yang kenceng banget bisa nyalip semua hartop termasuk kami di jalanan yang sempit nan gelap itu. Sudah kelihatan bahwa orang tersebut adalah orang yang hafal daerah situ. Selain itu pada tengah perjalanan ada sebuah tragedi yang cukup mencekam. Ketika formasi Ony di depan sendiri dan aku menyusul di belakangnya dan sugik, hari dan hafid. Ketika di sebuah tikungan ony yang sudah jauh di depan melesat kencang. Dan tiba - tiba aku mendengar suara yang nggak beres di belakang. Aku kelihatan sugik tiba - tiba berhenti. Aku nggak tahu kenapa. Alam tak suruh berhenti tetep kenceng ngejar Ony. Dengan terpaksa tak totok i helm alam sehingga dia berhenti dan ony tetep melaju kencang nggak berhenti.

Setelah melihat hal yang gak beres di belakang kami putuskan untuk kembali menyusul mereka. Dan ternyata si Hari dan Ria jatuh. untung tak ada yang terluka dan perjalanan masih bisa lanjut. Namun di depan yang hanya ada ony sendiri dan Luluk yang berboncengan ada sebuah kejadian horor. Yaitu ketika si Ony tiba - tiba didahului oleh seseorang pengendara GL Max dengan sebilah parang di bagian belakang motor. Dan yang anehnya si Ony malah berfikiran negatif jika anak - anak di belakang yang tidak nampak sorot lampunya karena berhenti di belakang telah di babat abis oleh pengendara GL tersebut dan gerombolannya. Si ony malah berfikiran nasibnya bakalan sama dengan anak - anak yang dikira telah di babat abis oleh parang dan dia akan segera di cegat di depan.

Kembali ke belakang, perjalanan pun dilanjutkan. Kini kami lebih berhati hati dan pelan. udara semakin dingin saja. Ketika telah sampai di sekitar puncak, ternyata ony telah berada disana dan nggak dibabat sama orang berkendaraan GL. Setelah sampai disana memang banyak motor GL Max dan belakang mereka dilengkapi parang semua. entah buat apa itu semua. 




Mau naik



Sesampainya di tempat parkir kami semua ditawarkan jaket tebal. Tapi aku sendiri kurang sreg. Biarlah kedinginan diatas. Sebelum naik kami menunggu biar guide orang bule jalan dulu. Soalnya jalan masih gelap. Dan belum ada yang pernah naik kesana. Dalam kesempatan itu kami sempatkan untuk berfoto - foto terlebih dahulu sebelum naik ke atas. Setelah itu ada guide yang ngobrol sama bule. Setelah ikut ndengerin ternyata bukan bahasa inggris. Setelah si bule mulai naik langsung tanya ke guidenya yang orang daerah situ juga. Setelah bertanya akhirnya mendapat jawaban jika mereka bule dari perancis. Pantesan bahasanya asing ditelingaku :D

Perjalanan pun dilanjutkan untuk naik keatas puncak bromo. Ditengah - tengah para orang bule. Setelah berjalan kurang lebih bahkan nggak sampai 5 menit ternyata sudah sampek di point view. Kirain naiknya jauh. eh, ternyata nggak begitu jauh. Sampai disana jam menunjukkan pukul 04.30. Sambil menunggu munculnya sunrise (matahari terbit) daripada nganggur mending buka jajanan yang uda dimasukin kedalam tas sebelum berangkat. Lumayan buat ganjal perut saat kelaparan ditengah hawa yang memang benar - benar dingin.

Namun yang aneh, si Hafid bukannya merasakan udara dingin. Dia malah merasakan udara yang panas. Sampai keringetan karena kegerahan. Pada akhirnya dia melepaskan Jaket yang dipakainya. Orang asli daerah bromo pun belum tentu seperti dia. Sempat otak atik hape sebelum matahari terbit. sinyalnya naik turun. Cuma bisa nerima sms dan nggak bisa buat balas sms dan telpun. Namun karena Hafid baik hati, dia mau nyumbang pulsa buat aku telpun :D. Karena hanya hapenya yang sinyalnya bisa buat telpon :D.





sun rise


Ketika menjelang sunrise, para bule pun beraksi jepret sana - sini buat dapet hasil yang bagus dengan camera, handycam dan sebagainya. Keren keren pula. Yang gak kalah keren kita ambil gambar cuma dari kamera hape yang pas pasan :D. Malu juga sih, tapi nggak akan ketemu orangnya lagi aja ngapain harus malu :p. Dan waktu yang ditunggu - tunggu tiba juga. Matahari mulai nampak dari point view. Dan para bulepun mulai jepret - jepret. Kami pun nggak mau ketinggalan. Jepret jepret pake kamera hape yang lumayan lah untuk mengabadikan moment tersebut. Ini beberapa picture yang sempat diabadikan oleh kamera hapeku :D

Setelah itu hunting lokasi foto - foto disekitar situ. Untuk mendapat background pemandangan yang bagus untuk dipamerin ke temen - temen yang nggak jadi ikut :D. Pake acara antri sama bule bule pula untuk ngambil gambarnya. Parahnya ketika asik asik narsis si bule ngeliatin kita karena cuma pake kamera hape :D.

Setelah matahari mulai tinggi para bule sudah mulai berkurang drastis. Tinggal beberapa saja yang masih narsis diatas sana. Dan kini kami masih leluasa untuk melakukan poto poto narsis :D. It's Showtime. Pose dengan berbagai gaya yang nggak jelas. Bahkan bikin ketawa ketawa. Rasa dingin yang tadinya mencekam uda nggak begitu terasa disana. Dan ketika sudah mau turun kebawah kami ingin sekali foto semua bebarengan. Karena dalam semua foto kami nggak ada yang foto genap 10 orang masuk di dalamnya. Dengan muka tanpa tau malu si Ony satu satunya yang membawa kamera digital meminta tolong kepada sepasang bule untuk mengambilkan foto kami bersepuluh. Meskipun cuma 1 kali jepretan namun cukup berarti. Ini dia fotonya :D



difoto bule


- ndundupan -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar